Sudah lama saya tidak melihat pertandingan sepak bola lokal, salah satunya Liga 1. Alasannya, bukannya saya tidak sudi nonton bagaimana sesama bangsa ini bermain bola. Banyak masalah yang tidak bisa saya sebutkan one by one di sini yang membuat saya jadi males nonton sampai kelar. Apalagi, mau nonton pun sekarang makin sulit. Alhasil, kesulitan yang menjadi-jadi bikin saya tambah males dah.
Semalas-malasnya saya nonton liga lokal, sesekali saya pantau dong perkembangan sepak bola negeri 62 ini apa masih jalan di tempat atau tambah mundur.
Informasi yang saya dapat dari media mainsetrum (baca: mainstream) pun seperti biasanya tidak memuaskan kecurigaan saya. Okelah, saya punya referensi dari sebuah akun Twitter yang benar-benar memuaskan saya. Saya tidak perlu sebutkan nama akunnya di sini, tolong cari sendiri nama akunnya ya. Akun tersebut pernah trending kok sejak pengungkapan kasus pengaturan skor yang sampai dibuat acara dialog berjilid-jilid itu.
Satu hari, saya scroll setiap cuitannya akun tersebut. Saking luwesnya jari saya ini, saya malah tertawa saat si mimin mencuit SUKARDI PERCAYA dan saya melihat balasan demi balasan dan menemukan jawabannya kalau sebuah kalimat yang tampak ambigu tersebut adalah sebuah “jeritan” dari seorang Rendra Soedjono.
Saking katroke saya, langsung googling dan inilah hasilnya apa itu SUKARDI PERCAYA yang jadi idiolek dari pria yang akrab disapa Bung Rendra ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Usai nonton cuplikan highlight di atas, saya jadi ngeh kalau maksud dari SUKARDI PERCAYA ini bukan Sukardi yang percaya. Bung Rendra pikir, nggak mungkin lah dia berkomentar malah bawa-bawa nama Sukardi.
Komentator Olahraga dan IdiolekPercaya atau tidak, pertandingan olahraga di TV tidak ada apa-apanya bila tidak dihadirkan komentator. Kalau pun ada komentator, komentatornya harus bisa menghidupkan suasana pertandingan jadi meriah.
Apabila tuturan komentator menarik, maka penonton akan mengingat gaya tuturannya yang disebut sebagai idiolek.
Menurut Kridalaksana (2008), idiolek adalah keseluruhan ciri kebahasaan yang ada pada diri seseorang. Idiolek merupakan variasi bahasa atau gaya bahasa yang dituturkan masing-masing orang. Setiap orang memiliki gayanya masing-masing dalam berbicara.
Misalnya, dalam ragam komentator sepak bola, kita tidak asing dengan Valentino Simanjuntak yang dengan teriakannya JEBREEET saat pemain berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Tidak hanya itu, komentator langganan pertandingan timnas, Hadi Gunawan, pun terkenal dengan jeritannya AHAAYY saat pemain menendang bola ke arah gawang lawan.
Memahami Sukardi PercayaBerangkat dari tayangan highlight sebelumnya, saya langsung menyimpulkan bahwa SUKARDI PERCAYA adalah sebuah tuturan yang menjadi idiolek dalam diri seorang Rendra Soedjono.
Karena banyak orang yang bertanya-tanya apa makna kalimat tersebut, saya malah ikutan bertanya-tanya juga, wkwk. Baiklah, saya analisis sendiri deh secara linguistiknya. Terlepas dari hasilnya benar atau salah, saya kembalikan saja maknanya ke penutur asalnya, hehe.
Setelah saya pahami dari lubuk hati sedalam-dalamnya, ujaran dua kata tersebut bisa dibaca SUKARDI PERCAYA dan SUKAR DIPERCAYA.
SUKARDI PERCAYA bermakna Sukardi mempercayai sebuah peristiwa. Konteksnya, saat ada sebuah peristiwa terjadi, Sukardi (saya tidak tahu apakah Bung Rendra benar-benar mengenali sosok ini) langsung tahu dan percaya akan peristiwa tersebut.
Berbeda dengan SUKAR DIPERCAYA. Kata SUKAR merupakan sinonim dari kata SULIT. Jadi, kalimat ini bermakna ungkapan Bang Rendra terhadap sebuah peristiwa yang dianggapnya aneh dan sulit untuk dipercayai.
EpilogWah, dari SUKARDI PERCAYA kok malah menimbulkan multi tafsir ya? Nah, itulah saya sudah beberkan maknanya di atas yang murni saya pahami sesuai konteksnya. Bila kamu punya pandangan makna lain, kolom komentar terbuka untukmu ya. Terima kasih banyak. 🙂
Daftar Pustaka- Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik (4th ed.). Gramedia Pustaka Utama.